Kadang, dalam hidup ini kita butuh melipir sejenak dari hiruk-pikuk rutinitas. Bukan ke tempat ramai yang penuh suara klakson dan sinyal Wi-Fi super cepat, tapi ke tempat di mana waktu berjalan sedikit lebih lambat, udara lebih jujur, dan senyum orang-orang datang tanpa pamrih. Nah, kalau kamu sedang mencari tempat seperti itu, izinkan aku memperkenalkan: Sankal, sebuah desa sederhana di Djibouti yang diam-diam menyimpan keajaiban. Dan percaya deh, di tempat ini, momen-momen kecil bisa berubah jadi kenangan besar yang kamu simpan selamanya.
Selamat Datang di Sankal, Tempat Damai yang Nggak Banyak Orang Tahu
Sankal bukan kota besar, bukan juga destinasi wisata dengan billboard gede bertuliskan “Welcome to Paradise”. Tapi justru itulah daya tariknya. Saat kamu menjejakkan kaki di sini, rasanya seperti membuka buku cerita yang belum ditulis siapa-siapa. Belum banyak orang datang, belum banyak yang mengeksplor. Dan itu artinya… tempat ini seperti taman rahasia yang siap kamu jelajahi.
Jalanan tanah, rumah-rumah mungil, dan senyum warga lokal yang menyambutmu dengan tulus—semuanya akan langsung bikin hati kamu adem. Kamu enggak akan menemukan mal atau coffee shop kekinian di sini, tapi kamu akan menemukan hal yang lebih berharga: kedamaian dan keaslian. Beneran deh, Sankal itu tempat yang membuatmu berhenti sibuk mengejar waktu, dan mulai menikmati momen.
Momen Kecil yang Jadi Besar (Karena Kamu di Sankal)
Kamu tahu nggak sih, kadang momen yang paling kita ingat dari sebuah perjalanan bukan momen yang wah, tapi yang paling sederhana. Di Sankal, kamu akan menemukan banyak sekali momen-momen itu. Misalnya, bangun pagi dengan suara ayam (yang beneran ayam, bukan alarm HP), lalu jalan santai ke luar rumah sambil nyruput teh hangat buatan ibu-ibu lokal yang ramah banget. Itu aja udah cukup buat bikin kamu senyum sendiri.
Atau pas kamu iseng duduk di bawah pohon, terus ada anak-anak kecil yang ngajakin main, ngetawain gaya jalanmu yang kaku, atau ngajarin kamu beberapa kata dalam bahasa lokal. Momen kayak gitu tuh yang nempel di hati, lho. Nggak bisa dibeli pakai uang, nggak bisa dicari di Google Maps, dan nggak bisa diulang dua kali dengan cara yang sama.
Kalau kamu suka eksplorasi ringan, kamu bisa jalan-jalan menyusuri desa, melihat bagaimana kehidupan sehari-hari warga berjalan. Ada yang sedang menumbuk biji kopi, ada yang menenun, dan bahkan ada yang main domino di bawah pohon besar. Kamu bisa ikutan kalau mau, atau cukup jadi pengamat dan nyerap vibe positif dari mereka.
Alam Sankal, Tenang Tapi Nendang
Selain interaksi dengan masyarakat lokal, Sankal juga punya lanskap alam yang unik. Langitnya luas banget, udaranya bersih, dan kamu bisa lihat bintang-bintang di malam hari tanpa harus pakai aplikasi stargazing. Malam di Sankal itu spesial. Nggak ada kebisingan, cuma suara alam yang menemani kamu. Duduk di luar sambil lihat bintang sambil ngemil—bahagia versi minimalis tapi maksimal.
Dan kalau kamu petualang sejati, kamu bisa sedikit menjelajah ke area sekitarnya. Ada bukit-bukit kecil dan jalur-jalur tersembunyi yang bisa kamu daki ringan. Tidak ekstrem, tapi cukup untuk bikin kamu merasa jadi Indiana Jones versi santai. Dan hei, jangan lupa bawa kamera. Cahaya di Sankal punya sentuhan magis, apalagi saat golden hour. Serius, hasil fotonya bisa bikin Instagram kamu naik kelas.
Warga Sankal dan Hangatnya Kebersamaan
Nah, ini bagian yang paling menyentuh hati. Warga Sankal adalah tipe orang yang jarang kamu temui di kota besar. Mereka punya cara hidup yang sederhana, tapi penuh kebaikan dan ketulusan. Mereka akan menawarkan teh walaupun belum kenal kamu, mengajak ngobrol meskipun bahasa kalian berbeda, dan tetap tertawa walau kamu salah ucap nama mereka.
Mereka tidak terburu-buru. Mereka menghargai waktu, bukan karena sibuk, tapi karena sadar setiap detik itu berharga. Dan dari mereka, kamu akan belajar satu hal penting: bahagia itu nggak ribet. Bahagia itu bisa datang dari duduk bersama, bercerita tanpa tergesa, dan tertawa tanpa alasan berat.
Pulau Kecil, Kenangan Besar
Setelah semua momen yang kamu alami di Sankal, kamu akan sadar bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi, tapi pengalaman. Kamu akan pulang bukan hanya membawa foto atau oleh-oleh, tapi juga cerita yang mungkin kamu ceritakan lagi 10 atau 20 tahun ke depan. Cerita tentang pagi yang sunyi tapi damai, tentang anak-anak yang ngajak kamu main tanpa syarat, dan tentang satu tempat kecil di Djibouti yang membuatmu merasa seperti pulang ke rumah—meskipun ini bukan rumahmu.
Jadi, kalau kamu lagi cari tempat buat healing, buat menemukan sisi dirimu yang sempat hilang, atau sekadar ingin kabur dari notifikasi dan meeting Zoom, Sankal bisa jadi tempat itu. Enggak ramai, enggak ribet, tapi penuh arti.
Kesimpulan yang Enggak Perlu Terlalu Serius
Intinya sih, traveling ke Sankal itu kayak nonton film indie yang bikin kamu mikir dan tersenyum di akhir. Nggak spektakuler dari luar, tapi menyentuh banget di dalam. Tempat ini bukan cuma peta, tapi perjalanan hati. Dan siapa tahu, dari semua tempat yang pernah kamu datangi, Sankal-lah yang paling kamu kenang. Karena di sinilah momen kecil tumbuh jadi kenangan besar.
Ayo, siapkan ranselmu. Petualangan ke Sankal menunggu, dan jujur aja—kamu pantas untuk mengalami keajaiban sederhana ini.